Selasa, 09 Agustus 2011

Petikan Ceramah Bapak Nuh di Masjid Manarul Ilmi

Masjid Manarul Ilmi ITS, ITS Online

Dengan menukil dari buku yang pernah dibacanya, alumni Teknik Elektro tersebut mengatakan bahwa agar kaum muslimin mengobati apa yang ada di dalam diri masing-masing. Yang ada di dalam diri masing-masing tersebut adalah bagian dada, hati (kalbu), mata hati, dan lub. Dengan tetap menukil buku, Nuh memberi perumpamaan keempat bagian tersebut dengan sebuah rumah. Rumah yang terdiri dari pekarangan, ruang tamu, kamar, dan brankas.

Jika ada hewan pengganggu semisal ular dibiarkan masuk ke pekarangan maka bisa masuk ke ruang tamu. Jika sudah masuk ke ruang tamu tetap tidak dicegah, ular tersebut kan masuk ke ular. Jika masih dibiarkan juga, ular tersebut akan masuk dan mengotori kamar dan brankas. Perumpamaan tentang rumah tersebut digunakan oleh mantan Menkominfo RI tersebut untuk menjelaskan keempat hal tadi.

Jika ada penyakit hati yang dibiarkan masuk ke dada dan tidak segera diobati, maka bisa mengotori kalbu, mata hati, dan lub. Sehingga hati bisa kotor. ''Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati,'' ungkap Nuh menukil hadits Rasulullah saw.

Kemudian Nuh juga menambahkan jika rumah tadi dijaga, tidak lantas dibiarkan seperti itu saja. Perlu dihiasi dengan tanaman di dekat rumah. Tanaman itu adalah tanaman kasih sayang, syukur dan sabar.

Pentingnya Syukur dan Sabar
Tentang pentingnya diri agar dihiasi dengan syukur dan sabar, Nuh berkisah tentang sepasang suami istri di masa lalu. Sang istri adalah seorang wanita yang cantik dan mempunyai banyak kelebihan. Sedangkan sang suami mempunyai banyak kekurangan. Sehingga keduanya berbanding jauh.

Pada suatu hari, sang suami berkata kepada istrinya. ''Wahai kasihku, sayangku, istriku, Insya Allah kita berdua akan masuk surga,'' ujar menirukan cerita yang disampaikannya. Lalu sang istri menanyakan alasannya.

''Karena aku bersyukur telah mendapatkan istri sepertimu dan engkau bersabar telah mendapatkan suami sepertiku,'' ungkap sang suami. (nir/hoe)

Senin, 08 Agustus 2011

cerita di 8 Agustus 8 Ramadhan

Gemericik air yang terdengar sayup-sayup dari kamar mandi menemaniku malam ini. Setelah menyelesaikan tadarus di malam ke delapan Ramadhan kucoba untuk tidak langsung memejamkan mata. Malam ini untuk pertama kalinya malamku di Surabaya sepanjang liburan semester, setelah 3 minggu kemaren (harusnya sebulan tapi ada sesuatu yang tidak diduga terjadi)melaksanakan kerja praktek di Tangerang. Sendirian di kamar yang baru kutempati malam ini, ya karena memang ini kos baruku. Sebenarnya bukan karena tidak betah di kos yang lama, namun karena desakan ekonomi yang menuntutku pindah karena harga kamar kos yang semakin membumbung tinggi (a.k.a mahal).

Teralu rumit apa yang ada di pikiranku, tentang harapan,cita,cinta,dan masa depan. Upz,tak usah berpikir terlalu jauh laporan kerja praktek dan tugas akhir pun belum rampung. Tapi tak apalah untuk malam ini coba ku menerawang jauh membayangkan kehidupanku yang akan datang.

Berharap lulus bachelor degree 3,5 tahun. Selanjutnya ingin lanjut ke post graduate,rencananya ke ITB lah tak usah jauh-jauh dulu. Dari pengalaman kemarin saja tak sampai satu bulan di tangerang rasanya bagaikan bepuluh-puluh tahun lamanya.Sempat berpikir kerja kantoran setelah lulus S1 tapi entah kenapa rasanya sangat membosankan bekerja menghadapi benda mati seperti halnya komputer yang tak bisa diajak bercengkerama seperti halnya dengan manusia. Akhirnya kuputuskan kembali ke cita-cita awalku untuk menjadi seorang lecturer yang semoga bisa membagi ilmu yang bermanfaat kepada mahasiswanya nanti. Sebenarnya sadar lah saya, kemampuan yang saya miliki belum sepadan dengan dosen-dosen saya di institut tempat saya menuntut ilmu. Seperti halnya Prof.Darminto,Agus Purwanto DSc, Bapak Ali Yunus Rohedi, dan lainnya..yang sudah expert di bidangnya masing-masing.Entahlah apa yang salah dari diri ini, terlalu banyak dosa mungkin ya... Naudzubillah..

Gemericik air semakin nyaring terdengar karena malam pun kian larut. Tapi mata ini masi ingin menatap indahnya kamar baruku. hah, baru sadar tadi, ternyata nuansanya serba pink mulai dari seprai, sarung bantal, dan mukena baru yang ibu belikan kemarin bermotif bunga warna pink juga. jiyah,gak penting juga ( nambah-nambahin topik yang jadinya bikin geje). Jadi teringat cerita di kos lamaku. Malam-malam seperti ini biasanya masih diramaikan dengan teriakan mbak Hesti atau mbak Pai yang konser sampai tengah malam. Mbak Vega yang entah sibuk mengerjakan apa dan baru tertidur jam 3 pagi. Sedangkan aku paling larut tidur jam 12 malam tidak bisa lebih dari itu, bisa-bisa subuh bangun kesiangan.

Agak menyesal juga 3 tahun ini belum terlalu memaksimalkan potensiku dengan baik. Entah kenapa tipe orang sepertiku ini sangat tidak berminat berkecimpung di dunia organisasi. Tiga tahun terakhir kuhabiskan hanya untuk kuliah,bermain, dan belajar. Tapi lumayanlah gak terlalu useless juga, udah pernah mampir jakarta dan bandung untuk berkompetisi. Dari situ aku belajar banyak hal, bahwa banyak orang lain di luar sana yang jauh lebih hebat dan berbakat.Dari pengalaman yang saya dapatkan sebenarnya tidak sulit menjadi orang sukses asalkan ada niat yang sungguh-sungguh dari dalam diri, buang jauh-jauh rasa malas, proteksi diri dan harus pintar memilih mana yang harus didahulukan. Jangan lupa berdo'a .. Kalau kata ustadz yang ceramah di tipi tuh katanya untuk mendapatkan apa yang kita inginkan kuncinya hanyalah do'a,ikhtiar dan tawakkal. simple kan
^_^

eh, udahan dulu ... bisa -bisa gak bangun sahur ntar ...

semoga selalu dalam lindungan-Nya..

Goresan Tengah Malam

Goresan tengah malam ....
Apa yang ada di benakku saat ini
Resah
Gundah
Gelisah
Susah
Pasrah
Banyak ekspektasi yang kuimpikan
Terlalu kompleks untuk dijelaskan
Di tengah malam tersadar
Mencoba merenungkan kembali nilai kehidupan
Asa
Dosa
Rasa
Dan semua yang kualami di dunia
Menjadi bumbu dalam putaran roda
Siapa tak kenal Albert Einstein
Yang terkenal dengan teori relativitasnya
Tapi apa hubungannya ?
Mencoba mengaitkannya dengan ilmu fisika
Tapi sepertinya tak ada kaitan dengan tema
Yasudah kembali ke semula .....
Entah ini keisengan tengah malam atau apa
Dalam derap langkah usia
21 tahun sudah hidupku di dunia
Semuanya berlalu bagaikan kecepatan cahaya
Pikiranku jauh menerawang
Hidupku selama ini untuk apa?
Tak henti-hentinya bertanya
Sampai tak terasa waktu menunjukkan pukul dua
Lelah ............
Tapi tak ada guna
Sungguh rasanya sia-sia
Hanya goresan tengah malam ini yang nyata
Sudah waktunya menjadi dewasa
Tak ada lagi waktu untuk bermanja
Waktu yang tersisa
Akan menjadi berharga
Menjadi penentu masa depan hamba
Demi suatu harap
Menjadikan diri lebih berarti di hadapan-Nya
_____________________________________
*Semoga senantiasa istiqomah di jalan-Nya