Rabu, 03 Juli 2019

Pengalaman: Penggantian Paspor di Kantor Imigrasi Pamekasan

Kali ini saya akan menulis pengalaman mengurus perpanjangan paspor di Kantor Imigrasi Pamekasan.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, teman-teman tidak bisa mendapatkan nomor antrian dengan datang langsung ke kantor imigrasi. Nomor antrian bisa didapatkan hanya dengan mendaftar antrian melalui website https://antrian.imigrasi.go.id/ atau aplikasi mobile phone "Layanan Paspor Online". Satu orang hanya bisa punya satu akun di aplikasi ini, karena kalian harus mencantumkan NIK e-KTP yang memang hanya dimiliki oleh satu individu saja.

Setelah akun terdaftar barulah bisa mendaftar antrian online dimana kalian diminta memilih lokasi kantor imigrasi, jumlah pemohon dan tanggal kedatangan. Setelah mendaftar antrian online, kalian akan mendapatkan barcode yang nantinya harus ditunjukkan ke pegawai imigrasi saat pengurusan paspor. Setelah selesai memilih jadwal kedatangan, jangan dibatalkan. Jika kalian membatalkan, konsekuensinya adalah tidak bisa mendapatkan lagi antrian paspor sampai dengan 30 hari setelah jadwal antrian sebelumnya. Jadi misalkan memilih tanggal pengurusan paspor tanggal 30 Juni, kemudian dibatalkan, maka baru bisa mendapatkan nomor antrian lagi sebulan setelahnya, jadi sekitar 30 Juli baru bisa dapatkan nomor antrian lagi.

Jika misalkan antrian paspor terlanjur dibatalkan, kalian bisa gunakan akun baru dengan nama yang masih satu kartu keluarga (KK). Nanti setelah selesai membuat akun, saat akan buat permohonan antrian, pada pilihan jumlah pemohon ditambah satu (jadi total pemohon adalah dua orang), karena pemohon pertama adalah pemilik akun tersebut (pemilik akun akan otomatis menjadi pemohon 1).

Saran saya ingat dan catat baik-baik akun antrian paspor online tersebut (email dan passwordnya)!

Setelah selesai membuat permohonan antrian, kalian tinggal tunggu sampai datang saatnya tanggal yang telah kita pilih.:D

Berikut yang harus dibawa saat melakukan penggantian paspor:

1. e-KTP dan fotokopinya (bolak-balik di kertas A4 jangan dipotong)
2. Paspor lama dan fotokopinya (fotokopi di halaman depan yang ada foto dan biodata kalian dan halaman belakang yang ada informasi alamat, kertas A4)
3. Materai 6000, 1 lembar
4. Bolpen, waktu itu tidak disediakan hehe jadi biar ndak ribet bawa sendiri aja. Kita diminta mengisi dua formulir saat registrasi di kantor imigrasi.
5. Dokumen pendukung yang berisi informasi keperluan pergi ke luar negeri. Misal untuk kasus saya, saya butuh penggantian paspor karena paspor saya akan expired 3 bulan lagi. Dan saya harus ke Malaysia bulan depan untuk keperluan workshop. Saat itu saya melampirkan invitation letter workshop tersebut.
6. Print barcode yang didapatkan saat permohonan antrian online.

Saat kedatangan ke kantor imigrasi, bawa semua dokumen yang telah disebutkan di atas. Tunjukkan barcode yang sudah di print. Nanti petugas imigrasi akan memberikan 2 formulir yang perlu kita isi. Setelah itu kita akan mendapatkan nomor urut panggilan. Saat sudah tiba giliran kalian, petugas imigrasi akan kembali mengecek dokumen. Jika sudah tidak ada masalah, maka selanjutnya adalah proses pengambilan gambar untuk foto paspor, dilanjutkan dengan wawancara. Saran saya saat proses wawancara, sampaikan ke petugas imigrasi kalau kalian ingin paspor lama bisa diambil lagi. Karena terkadang saat check-in di bandara, petugas bandara seringkali menanyakan paspor lama yang kalian miliki.

Jika semua tahap tersebut telah dilewati, setelah selesai wawancara, petugas imigrasi akan memberikan formulir untuk pembayaran yang berisi informasi kode billing dan biaya yang diperlukan (saat itu biayanya Rp 350.000). Pembayaran dapat dilakukan di teller kantor pos ( di kantor imigrasi Pamekasan, ada juga petugas pos di kantor imigrasi) atau di teller bank. Setelah proses pembayaran, kalian akan mendapatkan bukti pembayaran yang harus disimpan baik-baik karena bukti pembayaran tersebut harus ditunjukkan saat pengambilan paspor.

Waktu yang dibutuhkan sampai paspor bisa diambil adalah 5 hari kerja (jika tidak ada gangguan sistem). Saat pengambilan paspor, jangan lupa bawa e-KTP dan bukti pembayaran paspornya yaa,,

Have a nice journey, teman-teman :D




Selasa, 08 Desember 2015

Lika Liku Seleksi Beasiswa LPDP

Halo Blogger... 

Alhamdulillah masih diberi kesehatan sampai detik ini. 

Kali ini saya ingin menceritakan pengalaman mengikuti seleksi beasiswa LPDP yang sedang digandrungi para scholarship hunter :)). 

Tulisan ini saya buat sebagai bentuk rasa syukur dan semoga saja bisa membantu teman-teman lain. Dulu saat mau mendaftar saya pakai acara searching pengalaman orang lain juga. Hehe... 

Kalau mau daftar LPDP jangan lupa buat akun dulu di http://www.beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id/

Let's check the steps :

Seleksi pertama adalah SELEKSI ADMINISTRASI. 

Pengalaman pertama mendaftar seleksi administrasi periode 1, bulan Januari 2015, namun gagal karena syarat TOEFL yang tidak terpenuhi. Saat itu nekat aja daftar meskipun hanya dengan nilai TOEFL institusi (yang tidak diakui LPDP) yang nilainya ngepas 550. Hehe.. But don't give up. There is another opportunity in the next round. (Bisa dibaca perjuangan lulus TOEFL di tulisan sebelumnya ^^v) 

Akhirnya saat seleksi periode 3, bulan Juli 2015 saya memberanikan diri mendaftar lagi untuk program doktoral beasiswa pendidikan Indonesia (BPI). Deadlinenya tanggal 24 Juli 2015, namun seminggu sebelumnya saya sudah submit semua dokumen via web LPDP (jadi semua syarat pendaftaran di upload secara online tidak lewat pos). Kalau dari pengalaman saya dan yang saya baca dari pengalaman yang lain juga, sebisa mungkin submit dokumen jauh-jauh hari sebelum deadline karena ditakutkan webnya mengalami error.

Saat mendaftar ada beberapa isian yang harus kita input diantaranya profil, riwayat pendidikan, riwayat organisasi, prestasi, bahasa, pengalaman riset, pengalaman pelatihan atau workshop, pengalaman riset, karya ilmiah, konferensi atau seminar, dan penghargaan. Isi selengkap-lengkapnya sehingga track record kita terlihat baik, :)

Saat itu dokumen yang perlu di upload diantaranya : 
1. Proposal penelitian (untuk S3), rencana studi (untuk S2)
2. Ijazah magister, 
3. Transkrip nilai magister, 
4. Sertifikat Bahasa Asing yang diakui LPDP dan masih berlaku, 
5. Surat Pernyataan (bermaterai) Tidak sedang dan tidak akan menerima bantuan beasiswa Doktor dari sumber lain baik dalam negeri maupun luar negeri; Berkelakuan baik dan tidak pernah melakukan tindak pidana; Sanggup mengabdi untuk kepentingan bangsa dan negara setelah menyelesaikan studi; Sanggup menyelesaikan studi Doktor sesuai dengan waktu yang tentukan, 
6. Surat Ijin Belajar sesuai format LPDP (bagi yang sedang bekerja), 
7. Surat Rekomendasi sesuai format LPDP, 
8. LOA Conditional / Unconditional yang masih berlaku, 
9. Kartu Tanda Penduduk (KTP), 
10. Surat Keterangan Berbadan Sehat dan Bebas Narkoba dan ditambahkan Surat Keterangan Sehat Bebas dari Tuberculosis (TBC) bagi yang ingin studi ke luar negeri. Semua Surat Keterangan Sehat dari Rumah Sakit Pemerintah. 

Nb:
- Surat rekomendasi, surat pernyataan, dan surat ijin belajar harus menggunakan format yang sudah ditentukan oleh pihak LPDP.
- Disiapkan aja buat SKCK, ntar dibutuhin pas verifikasi dokumen di seleksi wawancara




Selain syarat dokumen dokumen di atas, pendaftar beasiswa LPDP juga diminta membuat 3 essay, yang terdiri dari: 
1. Essay sukses terbesar dalam hidupku, 
2. Kontribusiku Bagi Indonesia: kontribusi yang telah, sedang dan akan saya lakukan untuk masyarakat / lembaga / instansi / profesi komunitas saya, 
3. Menulis ringkasan proposal penelitian sesuai program studi doktoral pada perguruan tinggi tujuan.


Bisa diliat contoh Essay saya sewaktu mendaftar di link ini :
https://drive.google.com/open?id=0B7d_XT6kUNELSno1N1R1eTZIeEk

Jadi, untuk yang berniat mendaftar silahkan disiapkan syarat administrasi yang sudah saya sebutkan di atas. Dokumen-dokumen ini jangan sampai hilang karena nantinya akan dibutuhkan untuk seleksi tahap kedua. Jika semua kelengkapan sudah siap, di scan, di upload dalam format pdf dan silahkan submit. Setelah itu kita akan mendapat nomor pendaftaran.

Saran saya untuk seleksi administrasi, baca baik-baik USER MANUAL dan BOOKLET BEASISWA yang bisa didownload di laman ini  http://www.beasiswa.lpdp.kemenkeu.go.id/.
Pada buku panduan tersebut dijelaskan secara detail dokumen yang harus diisi dan dipersiapkan, seperti cara mengisi riwayat, panjang/jumlah kata yang digunakan dalam membuat essay, format surat pernyataan, format surat ijin belajar, surat rekomendasi, dan lain-lain.

  
Seleksi Kedua adalah Tes Wawancara, LGD (Leaderless Group Discussion), dan Essay on the Spot 

Rasa deg-degan mulai terasa mendekati hari pengumuman seleksi administrasi. Pengumuman hasil administrasi biasanya keluar 2 minggu setelah deadline. Kalau gak salah waktu itu tanggal 5 Agustus 2015 pengumuman administrasi keluar. Waktu itu pas ada acara conference ICSSSA di Bali. Dan waktu dapat sms pengumuman lulus administrasi itu kira-kira jam 21.30 pas perjalanan balik ke Surabaya. Alhamdulillaaah rasanya bahagia sekali. 

Waktu itu saya pilih lokasi seleksi wawancaranya di Surabaya dan Alhamdulillah dapat sesuai permintaan tepatnya di Gedung Keuangan Negara, Jalan Indrapura No.5, Surabaya. Paginya saya buka email dan ternyata saya dapat jadwal seleksi selanjutnya tanggal 27 Agustus 2015 (waktu itu seleksi regional Surabaya kebagian tanggal 26-28 Agustus 2015).



Beruntungnya saya dapat seleksi tanggal segitu. Mengingat belum banyak persiapan yang saya lakukan untuk seleksi tahap kedua ini. Jadi waktu 3 minggu yang ada saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk mempersiapkan seleksi tahap kedua. Usahakan datang paling tidak 1 jam sebelum waktu seleksi. Karena kita tidak pernah tahu apa yang akan kita alami selama perjalanan menuju tempat seleksi. Biasanya kita diminta mengisi daftar hadir sebelum memulai seleksi. Sembari menunggu giliran seleksi, kita bisa kenalan dengan teman-teman lain yang mau seleksi juga. ((:

Dalam seleksi tahap kedua ini ada 3 tahapan. 

A. Seleksi wawancara 

Untuk seleksi wawancara, persiapkan semua dokumen asli yang telah diupload sewaktu seleksi administrasi (selengkap-lengkapnya) +SKCK. Bawa juga semua dokumen pendukung seperti paper yang pernah di publish, sertifikat, SK pekerjaan, screenshot email dengan profesor/pihak universitas, dll yang sekiranya bisa mendukung kita saat ada pertanyaan yang di luar dugaan. Akan ada verifikasi dokumen sebelum seleksi wawancara dimulai. Jika dokumen yang dibawa tidak sesuai dengan dokumen yang diupload akan ada kemungkinan tidak bisa mengikut seleksi wawancara dan otomatis akan gugur. 

Saya coba ceritakan apa yang sudah saya siapkan. Untuk persiapan seleksi wawancara, saya mencoba membaca blog teman-teman awardee LPDP yang sudah melewati seleksi ini. Dan ternyata setelah saya baca beberapa referensi, banyak sekali pengalaman berbeda yang dialami oleh setiap orang. Ada yang wawancara santai, ada yang wawancaranya penuh tekanan, ada yang semuanya dalam bahasa inggris, ada yang 50% Indonesia 50% Inggris, dan banyak cerita yang lain. Jadi kalau coba menyimpulkan dari referensi yang saya baca, kita harus selalu siap apapun kondisinya karena karakter setiap interviewer pasti berbeda-beda. 

Topik pertanyaan yang biasanya ditanyakan: 
1. Seputar keluarga 
2. Riset yang telah, dan akan dilakukan 
3. Alasan memilih jurusan, universitas dan negara tujuan 
4. Kontribusi setelah kembali ke Indonesia 
5. Manfaat riset untuk Indonesia 
6. Hal bermanfaat yang pernah dilakukan untuk lingkungan dan masyarakat 
7. Penilaian tentang kondisi Indonesia saat ini dan lain lain.... 

Untuk seleksi wawancara, saran saya siapkan jawabannya dalam versi bahasa Indonesia dan bahasa Inggris untuk jaga-jaga biar gak kagok. Kalau bisa sempatkan latihan wawancara dengan teman/orang lain, seoalah teman kita jadi interviewer dan kita latihan menjawab pertanyaan tersebut secara face to face. Saat masuk ruangan interview, senyum, salaman dengan interviewer, dan ucapkan salam. 

Dalam seleksi wawancara, ada 3 interviewer yang terdiri dar 1 psikolog dan 2 akademisi. Kalau saya kemarin interviewernya dari kemendikbud dan dosen UGM, terus psikolognya dari UI. Seperti yang saya bilang tadi, karakter interviewer itu beda-beda jadi pengalaman setiap orang pun pasti berbeda dalam seleksi wawancara. Siapkan alternatif pertanyaan dan jawaban se-variatif mungkin. Berdoa sebanyak mungkin agar tidak grogi saat interview. Alhamdulillah saat itu interviewernya cukup kooperatif dan cukup membantu dalam proses interview. No hard feeling.. hehe. Kalau pertanyaan yang diajukan waktu itu ya sekitaran 7 poin yang sudah saya sebutkan di atas. Jawablah sesuai hati nuranimu. Just be yourself =D


B. LGD (Leaderless Group Discussion) 

Tips: Untuk mempersiapkan LGD, bacalah/carilah sebanyak mungkin informasi/topik hangat yang sedang banyak dibicarakan di Indonesia. Baca koran, majalah, tonton acara TV yang membahas tentang berita terkini di Indonesia.

LGD adalah sejenis metode diskusi yang terdiri dari 8-10 orang membahas tentang problem dan isu yang saat ini sedang hangat di negara Indonesia. Durasi diskusinya sekitar 40 menit. Setiap orang dalam kelompok diskusi tersebut harus menyampaikan gagasannya tentang topik yang telah ditentukan. Dalam LGD ini diusahakan tidak ada anggota yang terlalu aktif maupun terlalu pasif. Buatlah suasana diskusi yang berkesinambungan, tidak ada anggota yang mendominasi sesuai namanya "Leaderless" dan jangan ciptakan suasana debat. Usahakan setiap anggota saling mendukung pendapat anggota yang lain atau jika tidak saling menguatkan/menambahkan. Biarkan setiap orang bergiliran menyampaikan pendapatnya. Tunjuk satu orang dalam kelompok sebagai notulen yang nantinya di akhir diskusi bisa menyampaikan kesimpulan hasil diskusi. Saat LGD, kita akan diberi selembar kertas yang berisi bacaan mengenai suatu topik. Kita diberi waktu 5 menit untuk membaca dan 35 menit sisanya mendiskusikan tentang gagasan dan solusi yang bisa diberikan. Waktu itu saya mendapatkan topik tentang human trafficking oleh perusahaan milik Thailand di perairan Maluku. Saat itu saya berbicara sebanyak 3 kali. 

Saran yang sangat membantu saat saya membaca blog teman lain: Jika saat itu kita mendapatkan topik yang kita sama sekali belum pernah mendengar/membacanya, jangan panik! Usahakan jangan menjadi pembicara pertama. Biarkan teman yang lain mengemukakan pendapatnya terlebih dahulu, baru setelah itu kita bisa mendukung dan menambahkan apa yang telah disampaikan oleh anggota diskusi sebelumnya :). 

Dan yang penting juga, jangan coret lembar bacaan yang diberikan saat LGD. Perbanyak kenalan saat seleksi. Siapa tau teman yang kita ajak kenalan akan menjadi teman kelompok LGD dan itu akan sangat membantumu untuk bisa membuat suasana LGD menjadi lebih teratur. Saat itu, 3 dari teman LGD sudah saya kenal sebelumnya saat antri menunggu seleksi wawancara. 


C. Essay on the Spot 

Seleksi ini adalah yang pertama diterapkan saat periode 3. Sebelumnya seleksi tahap 2 hanya terdiri dari seleksi wawancara dan LGD, jadi saat itu saya juga tidak punya bayangan bagaimana tahapan seleksi essay on the spot. Oh ya untuk essay on the spot ini diminta ngebawa juga papan jalan (yang biasanya dipake alas buat ljk pas ujian)

Sama halnya dengan LGD, untuk persiapan essay on the spot, bacalah/carilah sebanyak mungkin informasi/topik hangat yang sedang banyak dibicarakan di Indonesia. Baca koran, majalah, tonton acara TV yang membahas tentang berita terkini di Indonesia. Bedanya adalah jika LGD kita mengemukakan pendapat kita lewat lisan, dalam essay on the spot kita harus mengemukakan ide kita lewat tulisan. Saat essay on he spot kita diberi dua lembar kertas yang terdiri dari kertas untuk menulis dan kertas yang berisi topik yang bisa kita pilih. 

Saat itu ada 2 topik yang ditawarkan: 
1. Hukuman mati terpidana korupsi 
2. Pasal penghinaan presiden. 

Kita diminta memilih salah satu dari 2 topik tersebut. Saat itu saya memilih topik pertama. Setelah topik ditentukan kemukakan gagasan kita tentang topik tersebut. Banyak membaca adalah modal utama dalam tes ini, karena semakin banyak referensi yang kita baca akan semakin banyak gagasan yang bisa kita tulis. Dua topik yang ditawarkan sudah masuk list topik yang sudah saya siapkan waktu itu. 

Berikut list yang sudah saya buat dari isu yang sedang hangat di bulan Agustus 2015: 

1. Ujian nasional 
2. Kurikulum 2013 
3. UU Minerba 
4. Hukuman mati terpidana narkoba 
5. Hukuman mati koruptor 
6. HIV-Aids 
7. Kasus Freeport Papua 
8. KPK vs Polri 
9. Kebijakan penghapusan tiket murah pesawat 
10. Pembekuan PSSI 
11. Pariwisata Indonesia 
12. Krisis daging sapi 
13. Pasal penghinaan presiden 
14. Kekerasan pada anak 
15. Kasus Tolikara 
16. 70 tahun Indonesia merdeka 
17. Polemik BPJS 
18. ISIS 
19. Kasus dwelling time 
20. Kasus OC Kaligis 
21. kekeringan dan El Nino 
22. Rupiah terpuruk. 

 :)))))) Alhamdulillah saat itu satu lembar bolak balik bisa saya isikan gagasan yang saya tuangkan dari hasil mengumpulkan referensi selama 3 minggu. Hehehe. OK. Well done!. Tiga tahapan tes sudah saya lewati. Tinggal menunggu hasil. Daaaan... Tanggal 10 September 2015 saya menerima kabar baik ini :)


Tahap selanjutnya adalah PK (Persiapan Keberangkatan). Ditunggu tulisan selanjutnya untuk cerita PK. v^^v


Then, selamat berjuang scholarship hunter !!!! GANBATTE... 

Selasa, 06 Oktober 2015

Perjuangan Meraih Mimpi Bagian 2

Kegagalan melanjutkan studi ke Jerman tidak membuat saya larut dalam kesedihan. Nampaknya tidak mungkin melanjutkan kuliah S3 saat itu karena LoA hangus dan waktu utnuk mendapatkan LoA yang baru juga tidak mudah didapatkan. Harus cari alternatif lain nih. Bekerja !!!. 

Alhamdulillah saat itu juga ada lowongan untuk menjadi dosen di ITS. Saya mendaftar dan puji syukur diterima. Bulan Mei 2014, saya mulai mengajar di jurusan fisika ITS. Saya ambil sisi positif dari apa yang sudah saya alami ini. Nampaknya sang pemberi hidup ingin saya merasakan bagaimana nikmatnya bekerja dulu. Biar ga sekolah terus. Hehe. Namun saya tidak menyerah sampai disini untuk melanjutkan kuliah S3. Bapak Darminto, pembimbing saya yang super baik hati saat S1 dan S2 memperkenalkan koleganya dari Jepang (inisial : IW) kepada saya. Beliau meminta saya presentasi tentang riset yang sudah saya kerjakan selama ini saat beliau mellakukan kunjungan ke ITS bersama Profesor dari Osaka University bulan November 2014 lalu. Beliau menawarkan saya untuk mendaftar di Hokkaido University dan berkolaborasi riset dengan kelompok beliau. Saya pun mengiyakan ajakannya dengan sangat antusias. Namun yang menjadi kendala adalah beasiswa harus dicari sendiri, jadi pihak Hokkaido hanya bisa memberikan LoA untuk bisa melanjutkan program doktor disana. Yaaah, kembali ke permasalahan awal bahwa hampir semua beasiswa yang ada menuntut skor TOEFL yang relatif tinggi. Sedangkan sedangkan ..... 

Pak IW menginginkan bulan April 2015 saya sudah bisa mendapatkan beasiswa dan beliau menyarankan saya untuk mengikuti beasiswa LPDP. Syarat yang amat sangat berat. Akhirnya dalam kurun waktu 3 bulan saya memulai lagi belajar TOEFL (3 bulan karena terakhir pendaftaran LPDP adalah bulan Januari akhir). Sejak saat itu saya bersikeras untuk belajar TOEFL dengan sekuat tenaga. Saat tidak ada jam mengajar, saya usahakan belajar TOEFL secara mandiri dengan membaca buku-buku yang sudah saya kumpulkan sebelumnya. Saya berencana ikut beasiswa LPDP yang konon katanya lagi booming di kalangan mahasiswa. Tes ITP pertama, gagal hanya dapat score 510. Tes kedua 513, dan tes ketiga di bulan Januari dapat 543. Aaaargghh.. kurang 7 poin. Dan dengan hasil ini saya tidak akan lulus syarat administrasi LPDP. Padahal semua syarat administrasi selain sertifikat TOEFL sudah siap di submit. Dengan berat hati, saya kirim email kepada pak IW. Saya ceritakan kegagalan saya sehingga kemungkinan tidak bisa kuliah di bulan April 2015. Beliau dengan sabar mengungkapkan bahwa tidak masalah jika saya menunda keberangkatan sampai Oktober 2015. Jadi saya masih punya kesempatan untuk mengikuti beasiswa LPDP periode berikutnya di bulan April 2015. 

Waktu 3 bulan tidak cukup untuk menaikkan nilai TOEFL saya. Di tes terakhir di bulan April bahkan nilai saya masih mencapai angka 530an. Kembali saya contact pak IW bahwa kemungkinan saya tidak bisa sampai di Jepang pada bulan Oktober. Pak IW membalas email saya dengan nada yang sedikit kecewa ( asumsi tersurat aja sih sebenernya..). Beliau meminta agar saya serius belajar bahasa dan berharap semaksimal mungkin bulan April 2016 saya sudah HARUS memulai kuliah. Saya sebenarnya juga sudah berusaha maksimal, tapi tapi,, ... 

Saya tidak boleh menyerah dengan kondisi ini. Akhirnya saya bertekad untuk menftar lagi tes ITP di bulan Juni dengan mempersiapkan materi TOEFL dengan lebih baik. Daaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan Alhamdulillaaaah.. Finallyyyyyyyyyyyyyyy skor saya 553.. Mepet sih. Tapi yang penting memenuhi persyaratan. 

Akhirnya dengan penuh semangat saya mengabarkan berita bahagia ini ke Pak IW dan Pak Darminto. Dan ini balasannya.



OK. For the next round, I have to prepare and apply LPDP scholarship. Segera saya siapkan semua syarat administrasi untuk mendaftar beasiswa ini. Dari pengalaman hidup saya kali ini, saya punya quote bagus nih: When the world says give up, hope whispers try it on more time. Jangan kecewa dengan kegagalan. Coba, coba, dan coba lagi. Kita tidak tahu sudah seberapa deket kita dengan kesuksesan yang sudah diusahakan. Cheer up !!

Perjuangan Meraih Mimpi Bagian 1

Semenjak kecil saya selalu berangan, suatu saat bisa mengunjungi bahkan bersekolah di negara lain. Bukan karena saya tidak cinta Indonesia, tetapi sepertinya sangat menyenangkan bisa mencari pengalaman di tempat lain yang tidak biasa kita tinggali. Namun sampai lulus S2 tidak sekalipun saya pergi ke negara lain. Menyedihkan.. hhehe. Tahun 2012, saya melanjutkan kuliah S2 melalui program fast track yang diadakan oleh DIKTI. Jadi program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa S1 semester 7 untuk bisa merangkap pendidikan S2 pada saat yang sama. Kelanjutan dari program fast track ini adalah bahwa si penerimanya bisa melanjutkan program S3 dengan program debt swap (kerjasama pemerintah Indonesia dengan Jerman). Tapi ya pake tes juga sih...

Mimpi bisa kuliah di luar negeripun semakin dekat. Namun di tengah perjalanan program S2, jujur saya tidak terlalu fokus dengan kuliah di Jerman. Kuliah S2 saja sudah cukup menyita energi. Ditambah lagi ada tambahan les bahasa inggris di sore hari untuk mendongkrak nilai TOEFL. Alhasil, karena tidak bisa membagi waktu dengan baik, nilai TOEFL saya tidak mengalami perkembangan yang signifikan (jangan ditiru yaa...). Karena hal inilah saya gagal untuk memenuhi syarat administrasi beasiswa ke luar negeri yang mensyaratkan minimal TOEFL ITP 550. Padahal saat saya telah lulus S2, saya sudah mendapatkan LoA dari Stuttgart University di Jerman. 

Perjuangan bangetlah dapet LoA ini. Mulai dari searching profesor yang bidangnya linier, mengumpulkan email beliau-beliau, mengirimi email satu-persatu. Benar-benar butuh waktu untuk proses ini. Dari email-email yang dikirim pun tidak semuanya direspon. Sabar sabaaar. Ada juga balasan yang berupa penolakan. Yang ini lebih lumayan lah ya daripada ga direspon. Penolakannya pun bermacam-macam. Ada yang bilang sedang tidak butuh mahasiswa S3, ada yang bilang sedang mengerjakan research yang lain, dsb dsb. Namun tidak semuanya berupa berita buruk. Taraaaaa... Ada juga yang tertarik dengan CV dan dokumen yang saya kirimkan dan meminta segera untuk wawancara via skype. Excited banget lah diajak wawancara via skype. Beliau memberi saya waktu seminggu untuk menyiapkan semuanya. 

Mulailah searching pengalaman orang lain. Dicatat, dibaca, dihafalkan, hehe. H-3 aja udah kerasa degdegannya. Mau ngobrol dengan bule yang gak biasa a.k.a profesor. Persiapan koneksi juga dipersiapkan dengan matang. Biar gak putus nyambung obrolannya  . Hari yang ditunggu tunggu pun tiba. Jam 15.00 WIB atau jam 09.00 pagi waktu Jerman. Sudah stand by depan laptop dari jam 14.00an. Dan panggilan masuk pun muncul di layar skype. OK. Wawancara dimulai. Saya ditanya banyak hal. Mulai dari motivasi kuliah di Jerman, latar belakang keluarga, pendidikan, topik riset, riset plan selama S3, dan banyak lagi yang lainnya. Alhamdulillah semua pertanyaan bisa saya jawab dengan meyakinkan. Semua karena persiapan yang sudah saya matangkan selama seminggu ini. Beliau akhirnya setuju memberi saya LoA dan berjanji mengirimkannya segera melalui pos. (Ini LoA yang penuh kenangan itu..), nama sengaja disamarkan. hehe



Namun semua di luar dugaan. Profesor meminta saya datang dan mulai kuliah pada bulan Januari 2014. Tapi apalah daya sampai waktu yang ditentukan saya belum mendapatkan beasiswa yang saya usahakan. LoA pun hangus karena jatah waktu sudah berakhir a.k.a expired . Tapi dari kejadian ini saya tidak berputus asa. Mungkin Allah sudah merencanakan skenario yang lebih indah suatu saat nanti. Tetap semangat.

Jumat, 20 Juli 2012

Setengah Hari Ungkap Partikel Tuhan

Penemuan Partikel Tuhan menimbulkan pertanyaan, apa gerangan hubungan antara partikel Tuhan dengan Tuhan? Untuk menjawabnya, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITS menghadirkan seminar setengah hari bertajuk Partikel Tuhan dan Nasib Jagad Raya, Kamis(19/7).

Dua pakar fisika teori Dr. L.T. Handoko dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Drs. Agus Purwanto M.Sc., D.Sc dosen Jurusan Fisika ITS hadir sebagai pembicara. Beragam peserta mulai dari dosen, mahasiswa, hingga guru SMA hadir dalam seminar.
''Tidak ada hubungannya antara Tuhan dan Partikel Tuhan,'' tandas Agus, dosen sekaligus penulis buku Ayat-Ayat Semesta ini. Partikel Tuhan hanya sebutan untuk partikel dengan nama asli Higss Boson.
Istilah Partikel Tuhan pertama kali muncul dari buku yang ditulis oleh peraih penghargaan nobel, Leon Lederman pada tahun 1994. Leon menerbitkan buku yang berjudul God Particle: If The Universe Is The Answer, What Is The Question?
Bahkan menurut Handoko, penemuan sebuah partikel di dunia fisika adalah sesuatu yang biasa. ''Penemuan ini heboh karena namanya yang fenomenal, serta penelitiannya membutuhkan dana triliunan," ungkap Handoko.
Jalan untuk menemukan partikel tersebut tergolong rumit. Setiap tahunnya observasi Partikel Tuhan membutuhkan dana sebesar kurang lebih 10 triliun dollar AS. Biaya sebesar itu diperlukan untuk pengoperasian sebuah alat yang bernama Large Hadron Collider (LHC). Alat tersebut berbentuk melingkar sepanjang 27 kilometer. Alat mahal tersebut berada di bawah tanah di antara wilayah Swiss dan Perancis.
Meski ia hanya seberkas partikel, untuk mencari keberadaannya, ilmuwan harus merancang proses tumbukan antar partikel yang memiliki muatan berlawanan. Tumbukan tersebut membutuhkan energi sangat besar. ''Ibarat mematahkan tusuk gigi, semakin kecil ukuran tusuk gigi semakin besar pula energi yang dibutuhkan untuk mematahkannya. Begitu juga dengan Partikel Tuhan ini,'' terang Handoko.
Selanjutnya Partikel Tuhan atau Higss Boson diperoleh dari serpihan partikel hasil tumbukan tersebut. Namun sebenarnya, wujud Partikel Tuhan sendiri belum tampak. ''Penanda keberadaan Partikel Tuhan adalah jejak dari Higgs yang ada di proton,'' kata Handoko.
Lantas, kenapa sebuah partikel memerlukan Partikel Tuhan atau Higgs Boson? Menurut Handoko, Higgs Boson merupakan partikel yang memberi massa kepada partikel lain. Tanpanya, sebuah partikel tidak akan memiliki massa.
''Namun sebenarnya secara teori terdapat mekanisme lain dalam membentuk massa dan tidak harus menggunakan Higgs,'' terang Handoko. Sayangnya alasan kenapa perbedaan mekanisme ini dapat terjadi masih belum terungkap.
Melalui seminar tersebut Handoko dan Agus menerangkan ihwal Partikel Tuhan dengan penjelasan lugas dan sederhana. ''Seminar ini sebagai forum pencerahan dari kehebohan yang sempat terjadi di milis ITS sejak penemuan Partikel Tuhan,'' ungkap Prof. Dr. Drs. Surya Rosa Putra, MS, Ketua Pusat Studi Sains LPPM ITS.

SUMBER : http://www.fmipa.its.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=227:setengah-hari-ungkap-partikel-tuhan&catid=39:berita&Itemid=83&utm_source=fmipa&utm_medium=twitter

Senin, 23 April 2012

The Phyisicist's Alphabet

Let's try to understand this site, check this out :

a = dv/dt -- acceleration
B = E/c -- Magnetic field equals the electric field divided by the speed of light
c = 299792458 m/s -- The speed of light
D = sqrt[(X-x)^2+(Y-y)^2)] -- The distance between points (x,y) and (X,Y)
E = mc^2 -- Mass-Energy relation
F = ma -- Force equals mass times acceleration
g = 9.8 m/s^2 -- Acceleration due to gravity on Earth
h = 6.626x10^-34 J s -- Planck's constant
I = V/R -- Current equals voltage divided by resistance
J = I/A -- Current Density (A/m^2)
k = 8.9875*10^9 N*m^2/c^2 -- Boltzmann's constant
L = m(v x r) -- Angular momentum equals mass times the cross product of the velocity and radius
m = (Y-y)/(X-x) -- Slope equals the rise over the run
N = kg*m/s^2 -- A Newton (N) is a kilogram meter per second squared
O = (0,0,0) -- The origin is usually designated as an "O"
p = mv -- Momentum equals mass times velocity
Q = m*c*(delta)T -- Heat loss/gained equals the specific heat times the mass times the change in Temperature
R = v/w -- Radius equals velocity divided by angular velocity
S = E x B -- The Poynting vector
T = 2(pi)*sqrt(L/g) -- The period of a simple harmonic oscillator
U = mgh -- Potential energy equals mass times gravitational acceleration times height
v = dx/dt -- Velocity equals the change in position over time
W = F*d -- Work equals force times distance
X = [-b / sqrt(b^2 - 4ac)]/2a -- The quadratic equation
Y = F(x) -- Y is a function of X
Z = (delta)(lambda)/(lambda) -- Redshift (the change in wavelength divided by the rest wavelength)